Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 23 November 2011

CERPEN (cerita pendek)

KETIKA KEKERASAN YANG HARUS BERBICARA

            Namaku aldi, aku sekarang berumur 18 tahun, tinggal disebuah tempat pemukiman yang kumuh, setiap hari pekerjaanku hanyalah mengamen dan berjalan koran, mencari uang kesana kemari untuk menghidupi keluargaku, ayahku sudah meninggal ketika aku berumur 10 tahun, dan sekarang aku hanya tinggal bersama ibu yang sedang sakit, dan adiku yang berumur 10 tahun dia bernama anisa dan baru duduk dikelas 5 SD.
            Setiap hari aku pergi mencari uang mengamen dan berjualan koran untuk membeli obat dan membiayai sekolah adiku. Ketika sore hari aku sedang berjalan pulang menuju rumah, kemudian ada yang memanggilku dari belakang ternyata yang memanggil adalah tetanggaku yang sombong dan kaya bernama agus. Dia menghampiri dan hanya menghinaku “heh... gembel baru pulang ngemis lu!!” agus menghina. Aku mengabaikannya dan kembali berjalan pulang menuju rumah.
            Di perjalanan aku berpikir. Aku hanya bisa bersabar dan bersabar walaupun banyak yang menghinaku. Sesampainya di rumah, ibu berbicara kepadaku “nak.. kamu harus selalu tegar ya..  walaupun kita ini miskin tetapi kamu harus selalu tabah dan sabar walaupun banyak yang menghina kita” ibu sambil merasakan sakitnya. “iya bu insyaallah.. aldi akan selalu sabar walaupun banyak yang menghina kita” aku menjawab.
            Keesokan harinya aku kembali mengamen dan berjualan koran, setiap kali aku lewat rumah tetanggaku agus, aku pasti selalu dihina olehnya, tetapi aku ingat pesan ibuku harus selalu sabar dan terus bersabar. Selama beberapa hari bahkan beberapa bulan aku selalu dihina oleh tetanggaku agus, kesabaranku mulai habis karena aku sudah tidak tahan dihina terus oleh dia. Sehingga aku berpikir kini saatnyalah kekerasan yang harus berbicara. “akan kubunuh kau agus!!!” pikiranku dalam hati.
            Pada suatu hari aku melihat agus sedang berjalan-jalan di supermarket, ketika ia pulang aku mengawasinya sampai dia sedang berjalan di tempat yang sepi, akupun langsung bertindak dengan seuntai tambang, dan mencekik lehernya. “mati kau agus!!!” aku sambil mencekiknya dengan tambang. Dipun langsung menghembuskan napasnya yang terakhir. Tetapi tiba-tiba datang seorang polisi sedang berpatroli, polisi itupun melihat aku habis membunuh agus karena tambang ditanganku, akupun langsung lari karena polisi itu juga mengejarku, tetapi aku berhasil lolos dari kejaran polisi. Dan kini aku menjadi buronan, hidup tak jelas tanpa arah dan tujuan.
            4 hari berlalu...
 suatu malam aku tidur disebuah masjid  dan bermimpi ibuku sakit parah dan adiku menangis mengharapkan aku pulang untuk merawat ibu di rumah. Tiba-tiba ada seorang yang kelihatannya seperti ustad  membangunkanku “bangunlah nak” sambil membangunkan “iya pak kenapa”aku menjawab. “pulanglah keluargamu membutuhkanmu , tetapi sebelum kamu pulang , shalatlah dulu bertaubatlah kepada allah mohon ampunannya, dan berserah dirilah kepadanya” orang itu menasihati aku “iya pak baik aku akan bertaubat kepada allah” aku langsung pergi mengambil wudhu, setelah selesai mengambil wudhu tiba-tiba bapak itu tidak ada lagi, padahal keadaan dimasjid itu sangatlah sepi tidak ada seorangpun selain aku, karena sudah pukul 12.00 malam. Tetapi aku menghiraukannya dan langsung shalat dan bertaubat kepada allah.
          Malam berlalu berganti pagi, jam 06.00 pagi aku langsung pergi menemui ibuku menggunakan pakaian tertutup supaya tidak ada yang mengenaliku,sesampainya aku di rumah. Aku melihat banyak orang di rumahku,  akupun langsung masuk kedalam rumah, dan ternyata ibuku sudah tidak ada lagi dia meninggal . “kak... kakak kemana aja, kenapa kakak tidak pulang  padahal ibu sangat membutuhkan kakak” anisa sambil menangis  “maafkan kakak de, kakak sangat menyesal karena tidak pulang, dan tidak membelikan obat untuk ibu” aku menjawab sambil menangis.
            Aku memeluk jenasah ibu sambil menangis penuh penyesalan “ibu maafkan aldi, aldi nggak bisa menjaga pesan ibu, aldi sangat menyesal bu, sekarang aldi sudah bertaubat dan aldi siap untuk mempertnggung jawabkan kesalahan aldi, maafkan aldi bu...” aku sambil menangis dan menyesal, Tidak lama setelah itu datang ke-2 polisi yang akan menangkap aku, kali ini aku tidak kabur lagi melainkan menyerahkan diri untuk ditangkap oleh polisi, tetapi sebelum aku di bawa oleh polisi, aku menitipkan adiku anisa kepada neneknya untuk dijaga dan dirawat dengan baik.
            Setelah itu aku langsung dibawa oleh polisi dan dijebloskan kepenjara selama 3 tahun. Selama di penjara aku menyadari bahwa perbuatan aku sangat keji, dan menyadari bahwa penyesalan itu datangnya belakangan bukan dari awal.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More